Pemerintah Indonesia butuh semakin banyak berbenah dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015 yang akan datang. Terlebih, berbenah dalam bidang sumber daya manusia. Demikianlah hasil survey yang diselenggarakan oleh Bisnis Indonesia Oktober 2014 lalu yang melibatkan 200 responden.
Hasil survey itu mengatakan, 43, 6 % responden menilai kwalitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia tak kompetitif. Diluar itu, 3, 6 % responden merasa SDM di Indonesia sangatlah tak kompetitif. Demikian sebaliknya, 30, 8 % responden merasa SDM asal Indonesia telah kompetitif, 4, 1 % sangatlah kompetitif, serta 17, 9 % menjawab ” netral ” sebagai penilaian atas daya saing SDM di Indonesia.
” 60 % lebih pebisnis menyebutkan bahwa SDM Indonesia tak kompetitif. Ini masalah besar lantaran kita bakal hadapi MEA. Pasar kita makin terbuka. Kelak tiba-tiba di cafe-cafe, yang melayani kita orang Filipina, ” tutur Pemimpin Redaksi Usaha Indonesia, Arif Budisusilo saat menuturkan hasil survey di Jakarta.
Menurut Arif, rendahnya daya saing SDM Indonesia bakal jadi bencana besar untuk negara ini saat persaingan bebas mulai dikerjakan. Pasalnya, peluang kerja yang ada di Indonesia dapat di ambil oleh tenaga kerja asing yang mempunyai kompetensi serta kemampuan kerja lebih baik dari SDM asal Indonesia.
Di segi lain, yang memiliki usaha juga condong berpikir pragmatis serta mencari tenaga kerja paling efektif. ” Lantaran, pelaku usaha akan pragmatis, rasional, biaya efficient. Dia akan bicara margin. Bila ini tak disentuh pemerintah, kita bakal hilang, ” tambah Arif.
Selanjutnya, Arif juga mengungkap, sejak awal, pemerintah Indonesia sendiri belum pernah menuturkan dengan detil tentang MEA. Pelaku usaha dibiarkan bertanya-tanya tentang standard kesiapan yang perlu dipenuhi dan haluan perkembangan ekonomi nasional.
” Pemerintah tak memberi sosialisasi yang pasti. Kita tidak ngerti MEA ini ingin ngapain, ” katanya.
Tetapi, Arif menekankan, walau harus berjuang di dalam ketidakjelasan, pelaku usaha semestinya menyikapi MEA dengan penuh optimisme. ” Ini peluang. Janganlah lihat kita tak siapnya. Ini jadi warning bahwa ada hal yang dapat jadi potensi untuk pelaku usaha di Indonesia, bahwa kita dapat berkompetisi di ASEAN, ” tuturnya.